Breaking

Senin, 19 November 2018

BOSPIANO | Gadis Perawan Yang Diperkosa

Agen Poker Online Hari itu Vani terlambat bangun untuk berangkat sekolah, padahal sebelumnya dia selalu bangun lebih pagi. Mungkin semalam keasyikan nonton acara TV, sehingga pagi ini dia harus buru-buru kalau tidak ingin terlambat sampai di SMA. Vani adalah pelajar Kelas 2, minggu depan dia akan berulang tahun yang ke-16.
Dengan wajah yang manis, rambut sebahu, kulit putih bersih, mata bening dan ukuran payudara 34B, tak heran Vani selalu menjadi incaran para lelaki, baik yang sekedar iseng menggoda atau yang serius ingin memacarinya. Tetapi sampai hari ini Vani belum menjatuhkan pilihannya.

Alasannya cukup klasik, “Maaf ya.., kita temenan aja dulu.., soalnya saya belum berani pacaran.., khan masih kecil, ntar dimarahin ortu kalau ketahuan..” begitu selalu kilahnya kepada setiap lelaki yang mendekatinya.

Begitulah Vani, gadis manis yang belum terjamah bebasnya pergaulan metropolis seperti Jakarta tempatnya tinggal. Vani mungkin akan cukup lama bertahan dalam keluguannya kalau saja peristiwa itu tidak terjadi.

Pagi itu selesai menyiapkan diri untuk berangkat, Vani sedikit tergesa-gesa menjalankan Honda Supra-nya. Tanpa disadarinya dari kejauhan tiga pasang mata mulai mengintainya. Charles (25 tahun) mahasiswa salah satu PTS yang pernah ditolak cintanya oleh Vani, hari itu mengajak dua rekannya (Johan dan Jason) yang terkenal bejat untuk memberi pelajaran buat Vani, karena Charles yang playboy paling pantang untuk ditolak, apalagi oleh gadis ingusan macam Vani.
Tepat di jalan sempit yang hampir jarang dilewati orang, Charles dan kawan-kawan memalangkan Toyota Land Cruser-nya, karena mereka tahu persis Vani akan melewati jalan pintas ini menuju sekolahnya. Sedikit kaget melihat mobil menghadang jalannya, Vani gugup dan terjatuh dari motornya. Charles yang berada di dalam mobil beranjak keluar.
“Hai yul.., jatuh ya..?” kata Charles dengan santainya.

“Apa-apaan sih kamu..? Mau bunuh aku ya..?” hardik Vani dengan wajah kesal.
“Nggak.., cuman aku mau kamu jadi pacarku, jangan nolak lagi lho..! Ntar..” kata Charles yang belum sempat menyelesaikan kata-katanya.
“Ntar apa..?” potong Vani yang masih dengan wajah kesal.
“Ntar gue perkosa lo..!”
“Sialan dasar usil, cepetan minggir aku udah telat nih..!” bentak Vani.

Air mata di pipinya mulai menetes karena Charles tetap menghalangi jalannya.
“Charles please.., minggir dong..!” pintanya sudah tidak sabaran lagi.
Charles mulai mendekati Vani yang gemetar tidak tahu harus bagaimana lagi menghadapi bajingan ini. Tiba-tiba dari arah belakang sebuah pukulan telak mendarat di tengkuk Vani yang membuatnya pingsan seketika. Rupanya Johan yang sedari tadi bersembunyi di balik pohon bersama delapan orang lainnya sudah tidak sabar lagi.
“Ayo kita angkut dia..!” perintah Charles kepada teman-temannya.

Singkat cerita, Vani dibawa ke sebuah rumah kosong di pinggir kota. Letak rumah itu menyendiri, jauh dari rumah-rumah yang lainnya, sehingga apapun yang terjadi di dalamnya tidak akan diketahui siapapun.
Sebuah tamparan di pipinya membuat gadis ini mulai siuman. Dengan tatapan nafsu dari dua lelaki yang sama sekali tidak dikenalnya kecuali satu orang, yaitu Charles. Vani mulai ketakutan memandang sekelilingnya. Apa yang akan terjadi samar-samar mulai terbayang di matanya. Jelas sekali dia akan diperkosa oleh 3 orang. Rupanya mereka sudah tidak sabaran lagi untuk segera memperkosa Vani. Tangan-tangan mereka mulai merobek-robek pakaian gadis itu dengan sangat kasar tanpa perduli teriakan ampum maupun tangisan Vani.

Setelah menelanjangi Vani sehingga Vani benar-benar bugil. Sekali sentak Johan menjambak rambut Vani dan menariknya, sehingga tubuh Vani yang tekulai di lantai terangkat ke atas dalam posisi berlutut menghadap Johan.
“An.., lo mau gue apain nih cewek..?” kata Johan sambil melirik ke arah Charles.
“Terserah deh.., emang gue pikirin..!”
Johan menatap sebentar ke arah Vani yang sudah sangat ketakutan, air matanya nampak mengalir dan, “PLAK..!” tamparan Johan melayang ke pipinya.

Charles dan yang lainnya mulai membuka pakaian masing-masing, sehingga sekejap orang-orang yang berada dalam ruangan itu semuanya telanjang bulat. Vani yang terduduk di lantai karena dicampakkan Johan kembali menerima perlakuan serupa dari Charles yang kembali menjambak rambutnya, hanya saja tidak menariknya ke atas, tetapi ke bawah, sehingga sekarang Vani dalam posisi telentang. Teman-teman Charles memegangi kedua tangan dan kaki Vani, sedangkan Charles duduk tepat di atas kedua payudara Vani. Penis Charles yang sudah mengeras dengan panjang 18 cm ditempelkan ke bibir Vani.
“Ayo isep kontool gue..!” bentak Charles tidak sabaran.
Karena Vani tidak juga membuka mulutnya, Charles menampar Vani berkali-kali. Karena tidak tahan, akhirnya mulut mungil Vani mulai terbuka. Tanpa ampun Charles yang sudah tidak sabaran memasukkan penisnya sampai habis, tonjolan kepala penis Charles nampak di tenggorokan Vani.
Charles mulai memaju-mundurkan penisnya di mulut Vani selama 5 menit tanpa memberi kesempatan Vani untuk bernafas. Vani kesakitan dan mulai kehabisan nafas, Charles bukannya kasihan tetapi malah semakin brutal menancapkan penisnya.

Selang beberapa saat, Charles mengeluarkan penisnya dari mulut Vani, dan segera diganti oleh Penis Johan yang panjangnya hampir 20 cm. Jason yang sedari tadi memegang kaki Vani mulai menjalankan aksinya. Paha Vani ditarik ke atas dan mengarahkan penisnya ke vagiinna Vani. Penis Jason yang paling besar di antara kedua rekannya tidak terlalu gampang menembus vagiinna Vani yang memang sangat sempit, karena masih perawan.

Tetapi Jason tidak perduli, penisnya terus ditekan ke dalam vagiinna Vani dan tidak berapa lama Vani tampak meringis kesakitan, tetapi tidak mampu bersuara karena mulutnya tersumbat penis Johan yang dengan kasarnya menembus hingga tenggorokannya.

Jason memaju-mundurkan penisnya ke dalam vagiinna Vani dan nampak darah mulai menetes dari vagiinna Vani. Keperawanan Vani telah dikoyak Jason. Johan yang tidak puas akan “pelayanan” Vani nampak kesal.
“Ayo isep atau gue cekik lo..!” bentaknya ke arah Vani yang sudah dingin pandangannya.
Vani yang sudah putus asa hanya dapat menuruti keinginan Johan. Mulutnya dimaju-mundurkan sambil menghisap penis Johan.

“Ayo cepat..!” kata Johan lagi.
Karena dalam posisinya yang telentang, agak sulit bagi Vani menaik-turunkan kepalanya untuk mengulum penis Johan, tetapi Johan rupanya tidak mau perduli. Vani melingkarkan tangannya ke pinggang Johan, sehingga dia dapat sedikit mempercepat gerakannya sesuai keinginan Johan.
Hampir 30 menit berlalu, Johan hampir ejakulasi, rambut Vani ditarik ke bawah sehingga wajahnya menengadah ke atas. Johan mencabut penisnya dari mulut Vani.
“Buka yang lebar dan keluarin lidah lo..!” bentaknya lagi.
Vani membuka mulutnya lebar-lebar dan menjulurkan lidahnya keluar. Johan memasukkan kembali setengah penisnya ke mulut Vani dan, “Ah.., crot.. crot.. crot..!” sperma Johan yang banyak masuk ke mulut Vani.
“Telan semuanya..!”

Vani terpaksa menelan semua sperma Johan yang masuk ke mulutnya, walau sebagian ada yang mengalir di sela-sela bibirnya.

Jason yang juga hampir ejakulasi mencabut penisnya dari vagiinna Vani dan merangkat ke atas dada Vani dan bersamaan dengan Johan mencabut penisnya dari mulut Vani. Jason memasukkan penisnya ke mulut Vani sampai habis masuk hingga ke tenggorokan Vani.
Dan, “Crot.. crot.. crot..!” kali ini sperma Jason langsung masuk melewati tenggorokan Vani.
Charles yang sedari tadi menonton perbuatan kedua rekannya melakukan hal serupa yang dilakukan Jason, hanya saja Charles menyemprotkan spermanya ke dalam vagiinna Vani.

Begitulah selanjutnya, masing-masing dari mereka kembali memperkosa Vani sehingga baik Charles, Jason dan Johan dapat merasakan nikmatnya vagiinna Vani dan hangatnya kuluman bibir Vani yang melingkari penis-penis mereka. Mereka benar-benar sudah melampaui batasan keinginan berbalas denadam terhadap Vani yang tadinya masih polos itu.

Sebelum meninggalkan Vani sendirian di rumah kosong, mereka sempat membuat photo-photo telanjang Vani yang dipergunakan untuk mengancam Vani seandainya buka mulut. Photo-photo tersebut akan disebarkan ke seantero sekolah Vani jika memang benar-benar Vani melaporkan hal tersebut ke orang lain.

Hari-hari selanjutnya dengan berbagai ancaman, Vani terpaksa pasrah diperkosa kembali oleh Charles dan kawan-kawan sampai belasan kali. Dan setiap kali diperkosa, jumlahnya selalu bertambah, hingga terakhir Vani diperkosa 40 orang, dan dipaksa menelan sperma setiap pemerkosanya. Sungguh malang nasib Vani.

Tidak ada komentar: